
batampos.co.id – Saat sebagian besar warga kesulitan mendapatkan masker untuk melindungi diri di tengah wabah corona dua bulan terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan fakta mencengangkan, Indonesia mengekspor masker dalam jumlah besar ke Tiongkok selama Januari-Februari 2020.
Bahkan, dibanding ekspor periode yang sama tahun sebelumnya nilai ekspor tahun ini melonjak 1,3 juta kali lipat.
BPS menyebutkan, nilai ekspor masker Indonesia ke Tiongkok pada Januari-Februari 2019 hanya 20 dolar AS. Sementara pada Januari-Februari 2020 mencapai 26,43 juta dolar AS, atau naik 1,32 juta kali lipat.
Secara total, nilai ekspor masker dengan kode HS 63079040 mencapai 73,90 juta dolar AS di Februari 2020. Selain ke Tiongkok, ekspor juga dilakukan ke Singapura dan Hong Kong.
Meroketnya ekspor masker ini berbanding terbalik dengan kebutuhan masyarakat di dalam negeri. Sejak virus corona merebak pada Januari lalu dan makin meninggi pada Februari 2020, masker menjadi barang langka. Keberadaannya susah dicari dan harganya mahal.
Di Batam, misalnya, harga masker kini naik enam kali lipat sejak merebaknya virus corona. Masker yang biasanya dijual puluhan ribu per kotak saat ini menjadi ratusan ribu.
Seperti yang diutarakan Wilis Rere, yang harus berkeliling Batam untuk bisa mendapatkan masker. Berdasarkan informasi dari temannya, ia berhasil mendapatkan masker yang diinginkan. Mirisnya, masker itu dijual dengan harga fantastis untuk jenis biasa.
”Harganya gila banget, 10 pieces (lembar) itu Rp 95 ribu. Biasanya cuma Rp 6-8 ribuan 5 pieces. Luar biasa mahalnya,” ungkap Rere.
Hal senada juga diutarakan Ucik, warga Batam Center. Ibu dua anak ini menduga banyak pihak yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk mendapat untung jauh lebih besar. Besar kemungkinan masker diborong untuk dijual dengan harga yang tinggi. “Karena naiknya signifikan dan tidak normal,” tuturnya.
Rahayu, warga Nongsa, juga mengalami hal yang sama. Ia sudah berkeliling wilayah Nongsa hingga Batam Center untuk mencari masker. Namun hasilnya nihil, setelah menanyakan di belasan apotek dan swalayan.
“Sudah keliling cari masker, namun tetap tak ketemu. Bingung carinya kemana,” ujar wanita berusia 27 tahun ini.
Menurutnya, saat ini, ia hanya menggunakan masker dari sapu tangan untuk antisipasi sementara. Di sisi lain, ada informasi yang menjelaskan penggunaan masker seperti itu sia-sia karena tak dapat menangkal virus corona.
Selain pasrah dengan situasi, Rahayu berharap pemerintah bisa segera turun tangan.
“Berharap pemerintah dan pihak terkait bisa segera turun tangan. Masker itu susah di dapat, gimana masyarakat bisa menjaga kesehatan. Harus segera ada tindakan tegas,” katanya.
Hal senada diungkapkan Albert, warga lainnya. Ia hanya bisa pasrah ketika mengetahui harga masker yang melambung dan susah didapat. “Harga masker gila banget, di mana-mana per kotak itu lebih dari Rp 200-300 ribu, itu pun susah dijumpai,” terangnya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu, ia pernah membeli dua kotak masker untuk jaga-jaga. Namun, seiring waktu masker tersebut habis karena hampir dipakai setiap hari. “Sehari itu saya gunakan dua, tambah istri dan anak. Jadi, rata-rata sehari pakai 10 buah, dan akhirnya habis,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah bisa cepat tanggap terhadap keluhan warga. “Masker hilang, antiseptik juga mulai langka. Semoga pemerintah cepat tanggap,” pungkas Albert. (she/jpg)
"cari" - Google Berita
March 18, 2020 at 11:01AM
https://ift.tt/3d7ih9t
Warga Kesulitan Cari Masker, Indonesia malah Ekspor ke Tiongkok - Batam Pos
"cari" - Google Berita
https://ift.tt/35Ruyv1
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warga Kesulitan Cari Masker, Indonesia malah Ekspor ke Tiongkok - Batam Pos"
Post a Comment