Search

Tak Perlu Panik Cari ”Hand Sanitizer”, Cukup Cuci Tangan dengan Sabun atau Semprot Alkohol - kompas.id

KOMPAS/PANDU WIYOGA

Seorang anak mencuci tangan dengan sabun usai ikut membersihkan pantai di Kampung Tua Penagi, Bunguran Timur, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (8/2/2020). Pola hidup bersih dan sehat digiatkan di kampung itu sebagai antisipasi mencegah penularan virus korona tipe baru mengingat permukiman itu hanya berjarak 1,3 kilometer dari Pangkalan Udara Raden Sadjad, tempat observasi 238 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China.

JAKARTA, KOMPAS — Kepanikan melanda warga akhir-akhir ini pasca-pengumuman adanya warga negara Indonesia yang terjangkit virus korona. Salah satu bentuk kepanikan itu, orang berbondong-bondong memburu cairan pembersih tangan atau hand sanitizer. Akibatnya, harga cairan pembersih tangan ini melambung melampaui akal sehat. Seberapa penting hand sanitizer ini?

Hand sanitizer terbukti ampuh membersihkan telapak tangan dari berbagai macam bakteri dan virus. Meskipun begitu, saat cairan ini langka atau teramat mahal harganya, mencuci tangan menggunakan sabun diklaim sudah cukup untuk memberikan perlindungan yang sama bagi tangan.

Di banyak apotek, hand sanitizer ini menghilang. Pada sejumlah laman jual beli daring, harga hand sanitizer melonjak drastis. Harga sebotol cairan hand sanitizer berukuran 250 mililiter yang sebelumnya dijual dengan harga puluhan ribu rupiah, saat ini ditawarkan sampai menembus Rp 200.000.

KOMPAS/SHARON PATRICIA

Masyarakat memborong sabun pencuci tangan di pusat perbelanjaan Grand Lucky di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).

Epidemilog sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI), Syahrizal Syarif, tidak meragukan efektivitas hand sanitizer dalam membunuh bakteri ataupun virus. Hand sanitizer merupakan cairan yang mengandung antiseptik dan berfungsi untuk membunuh mikrobakteri.

”Bakteri saja mati, apalagi virus yang struktur fisiknya jauh lebih rentan dibandingkan dengan bakteri,” katanya saat dijumpai di Sekretariat PP IAKMI Jakarta, Selasa (3/3/2020).

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Epidemilog sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI) Syahrizal Syarif.

Saat produk hand sanitizer ini langka atau teramat mahal, IAKMI mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Sebab, mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar menggunakan sabun juga sama efektifnya dengan menghilangkan bakteri dan virus. Di sisi lain, akses terhadap air mengalir dan sabun saat ini lebih mudah ketimbang hand sanitizer.

Mencuci tangan, baik menggunakan sabun maupun hand sanitizer, bisa dilakukan setelah seseorang bepergian ke tempat umum seperti pasar, halte, stasiun, atau rumah sakit. Terlebih, jika seseorang berada di rumah sakit dan melakukan kontak fisik dengan pasien yang memiliki penyakit pernapasan.

Baca juga: Wawancara Khusus ”Kompas”: Pasien Covid-19 Mengaku Tertekan

Saat produk hand sanitizer ini langka atau teramat mahal, IAKMI mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Sebab, mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar menggunakan sabun juga sama efektifnya dengan menghilangkan bakteri dan virus. Di sisi lain, akses terhadap air mengalir dan sabun saat ini lebih mudah ketimbang hand sanitizer.

Hal tersebut, menurut Syarif, pernah ia buktikan dalam sebuah penelitian di laboratorium. Saat itu, ia membagi mahasiswa menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang berisi anggota dengan kondisi tangan tidak dicuci. Kelompok dua beranggotakan orang yang mencuci tangan hanya dengan air, sedangkan kelompok ketiga mencuci tangan dengan air dan sabun.

ANGKASA PURA I NGURAH RAI

Angkasa Pura I Ngurah Rai pasang 48 cairan pencuci tangan di terminal domestik dan internasional mulai Jumat (14/2/2020). Hal ini bagian dari antisipasi penularan virus dan menjaga kebersihan.

Semua telapak tangan dari anggota ketiga kelompok tersebut kemudian diletakkan pada agar-agar biakan bakteri. Dalam beberapa minggu, pada kelompok yang tidak mencuci tangan, bakterinya tumbuh subur dalam jumlah yang cukup banyak.

Sementara itu, kelompok yang hanya mencuci tangan dengan air, jumlahnya bakteri yang tumbuh lebih sedikit dibandingkan kelompok yang tidak mencuci tangan. Bagi kelompok yang mencuci tangan menggunakan air dan sabun, tidak satupun bakteri yang terlihat tumbuh.

”Hal ini hanya sebagai gambaran bahwa mencuci tangan sangat efektif sebab di tangan kita tumbuh jutaan bakteri dan virus,” ujar Syarif.

Alkohol 75 persen

Meski begitu, jika tetap ingin menggunakan antiseptik untuk menjaga kebersihan tangan, masyarakat bisa menggunakan alkohol sebagai alternatifnya. Syarif mengatakan, bahwa alkohol yang dapat menggantikan hand sanitizer adalah alkohol yang memiliki konsentrasi 75 persen.

Penggunaan alkohol 75 persen, menurut dia, tidak akan menyebabkan alergi terhadap kulit. Agar lebih praktis, masyarakat juga dapat mengemas alkohol 75 persen tersebut ke dalam botol spray atau semprot. Penyemprotan alkohol tidak akan mengurangi konsentrasi pada alkohol tersebut.

Sudah Berlangganan? Silakan Masuk

Beli Satu, Cukup untuk Semua!

Telah hadir, Kompas Digital Premium (KDP) EKSTRA! Dengan berlangganan, Anda dapat menikmati konten Kompas.id bersama-sama (hingga 10 e-mail)

Agar lebih praktis, masyarakat juga dapat mengemas alkohol 75 persen tersebut ke dalam botol spray atau semprot. Penyemprotan alkohol tidak akan mengurangi konsentrasi pada alkohol tersebut.

Syarif juga meyakini, tisu basah yang dijual di pusat-pusat perbelanjaan, apabila mengandung antiseptik, juga mampu memberikan perlindungan kulit terhadap bakteri atau virus. Sebab, pada prinsipnya semua jenis antiseptik akan membunuh bakteri dan virus.

Kompas/Priyombodo

Penumpang MRT mengenakan masker dan memanfaatkan hand sanitizer gratis di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020). Warga mulai melakukan antisipasi dengan mengenakan masker saat berada di tempat umum guna mencegah terinfeksi virus korona menyusul diumumkannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Dosen Magister Bidang Kesehatan Masyarakat University of Derby, Inggris, Dono Widiatmoko, mengatakan, selama ini Pemerintah Inggris selalu menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan menggunakan sabun, bukan hand sanitizer. Dengan mencuci tangan menggunakan sabun, bakteri atau virus yang menempel pada telapak tangan akan luruh.

”Tidak salah menggunakan hand sanitizer. Namun dari sisi kesehatan masyarakat, cuci tangan dengan sabun sudah cukup. Apalagi di tengah stok hand sanitizer yang terbatas,” katanya saat ditemui di Jakarta.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Dosen Magister Bidang Kesehatan Masyarakat University of Derby, Dono Widiatmoko.

Proses penularan virus Covid-19, menurut dia, berasal dari droplet yang dikeluarkan saat penderita batuk dan bersin. Droplet yang menempel pada tempat-tempat umum akan mudah terpegang oleh orang lain dan menularkan virus itu.

Virus yang berada di tangan tersebut berpotensi masuk ke dalam tubuh jika orang yang terpapar memegang mata, hidung, atau mulut. Dengan mencuci tangan, mata rantai penularan Covid-19 ini secara tidak langsung akan terputus.

”Virus akan mudah masuk melalui mata karena sangat mudah ditembus. Itulah alasannya mata kita lebih gampang merah jika terpapar kotoran,” katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi: Jaga Privasi Pasien Terinfeksi Virus Korona

Sebelumnya, Ketua Umum PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Susanto menjelaskan bahwa mencuci tangan yang baik dan benar bisa dilakukan dengan enam langkah selama 20 detik. Hal ini merupakan anjuran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Singapura kepada warganya saat Covid-19 melanda negara mereka.

Langkah cuci tangan yang pertama adalah menggosok kedua telapak tangan. Kedua, menggosok punggung tangan secara bergantian. Ketiga, menggosok kedua sela-sela jari tangan. Keempat, membersihkan jari-jari dengan cara saling mengunci tangan. Kelima, menggosok dan memutar ibu jari secara bergantian. Terakhir, meletakkan semua ujung jari di telapak tangan dan putar secara perlahan.

Baca juga: Menggugat Langkah Pemerintah Hadapi Wabah Virus Korona Covid-19

Bentuk budaya hidup sehat

Sekretaris Jenderal PP IAKMI Husein Hasbyi menilai, saat ini menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat untuk membiasakan diri dengan pola hidup bersih. Mencuci tangan menggunakan sabun setelah bepergian dan berkontak fisik dengan orang lain harus menjadi budaya.

”Jadi, jika ada situasi seperti sekarang masyarakat tidak akan panik, karena pola hidup bersih sudah menjadi kebiasaan sehari-hari,” katanya.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Sekretaris Jenderal PP IAKMI Husein Hasbyi

Menurut Husein, hand sanitizer banyak digemari masyarakat karena cenderung lebih praktis. Sebab, mereka bisa menggunakannya sewaktu-waktu tanpa harus pergi ke wastafel khusus. Namun, bukan berarti hand sanitizer jauh lebih ampuh dibandingkan sabun.

”Banyak sabun tangan yang mengandung antiseptik. Kalau budaya, berarti harus menjangkau semua daerah. Cuci tanganlah yang paling memungkinkan,” katanya.

Untuk itu, Husein mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik mencari hand sanitizer dengan segala cara. Masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan banyaknya masyarakat yang mencari bahan tersebut di apotek dan pusat perbelanjaan.

Let's block ads! (Why?)



"cari" - Google Berita
March 03, 2020 at 05:47PM
https://ift.tt/2PHHDRh

Tak Perlu Panik Cari ”Hand Sanitizer”, Cukup Cuci Tangan dengan Sabun atau Semprot Alkohol - kompas.id
"cari" - Google Berita
https://ift.tt/35Ruyv1
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tak Perlu Panik Cari ”Hand Sanitizer”, Cukup Cuci Tangan dengan Sabun atau Semprot Alkohol - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.