KOMPAS.com- Suraji melangkah dengan gontai menyusuri Sungai Sempor, Sabtu (22/2/2020).
Sejak Subuh, kakinya tak beristirahat. Meski lelah tak terkira, ia tetap melangkah.
Hanya seraut wajah yang menguatkan langkah kaki Suraji. Wajah putri semata wayang, Yasinta Bunga Maharani.
Putrinya tersebut dinyatakan hanyut dan hilang setelah melakukan kegiatan susur sungai, Jumat (21/2/2020).
Tak kunjung menemukan sosok putrinya, Suraji pun memutuskan mencari sendiri putrinya dengan berjalan di sepanjang aliran sungai
"Saya gelisah. Pas habis Subuh, Sabtu (22/2/2020), saya langsung ke dekat posko itu, turun lewat jembatan, saya nyusur sendiri," Suraji bercerita.
Berjalan di sepanjang aliran sungai berkilo-kilo meter, Suraji merasakan kakinya sulit digerakkan.
"Sampai kaki saya kram di sana, hampir enggak gerak," tutur pria berusia 61 tahun itu.
Baca juga: Pakar: Susur Sungai Tidak untuk Anak dan Remaja, apalagi Musim Hujan
Suraji memutuskan menyusuri aliran sungai demi menemukan Yasinta setelah ia tak bertemu anaknya dua hari.
Jumat (21/2/2020), ia mendapatkan kabar putri yang dicintainya itu hanyut terbawa derasnya aliran Sungai Sempor.
Padahal saat pamit berangkat sekolah, putrinya sempat bermanja-manja dengannya sambil tertawa.
Suraji telah mencari Yasinta dengan mendatangi SMPN 1 Turi, klinik, posko SAR, Puskesmas hingga akhirnya memilih menyusuri aliran Sungai Sempor.
"Setiap ada koban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya. Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, ternyata bukan anak saya. Makanya saya turun subuh-subuh itu," papar Suraji sendu.
Saat itu, Suraji tak berhenti meminta agar dipertemukan kembali dengan putri yang ia cintai.
Baca juga: Tragedi Susur Sungai, Guru Olahraga yang Merangkap Pembina Ditahan
Ditemukan tewas
Ia mendapatkan kabar, putrinya Yasinta Bunga ditemukan dalam keadaan tak bernyawa sekitar pukul 05.00 WIB.
Jasad Yasinta mengambang pada jarak 400 meter di sungai dengan kedalaman 2 meter.
Menurut keterangan salah seorang personel SAR, posisi Yasinta awalnya diduga tersembunyi di balik fondasi DAM.
Jasad Yasinta kemudian di bawa ke RS Bhayangkara Yogyakarta untuk diidentifikasi.
Baca juga: Tragedi Susur Sungai, Mensos: Saya Dengar Tidak Pakai Helm dan Pelampung, Lalai Sekali
Ucapan maaf di depan pusara
Di depan gundukan pusara yang masih merah dan basah, Suraji hanya mengucapkan satu kalimat sambil berkali-kali mengusap tanah makam putrinya.
"Dek, maafin Bapak, ya"
Suraji bercerita, sedianya ia akan membelikan Yasinta sepasang sepatu. Sebab putrinya tersebut sempat meminta kepadanya.
Di hari ulang tahunnya beberapa waktu silam, Yasinta menginginkan sepatu karena sepatu miliknya berlubang.
Tapi lantaran belum memiliki cukup uang dan jualannya sedang sepi, Suraji belum bisa memenuhi permintaan Yasinta.
"Rencananya, besok mau saya ajak beli sepatu untuk hadiah ulang tahun kemarin," kata Suraji pilu.
Namun, Yasinta kini tiada. Ia dimakamkan di Pemakaman Dadapan Wetan setelah tewas dalam tragedi susur sungai.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Keharuan Pemakaman Siswi SMPN 1 Turi Yasinta Bunga, Sang Ayah: Dek, Maafin Bapak Ya . . .
"cari" - Google Berita
February 24, 2020 at 05:35AM
https://ift.tt/2PhDcwj
Kisah Perjuangan Ayah Korban Tewas, Susuri Sendiri Sungai Sempor Cari Putrinya - Kompas.com - KOMPAS.com
"cari" - Google Berita
https://ift.tt/35Ruyv1
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Perjuangan Ayah Korban Tewas, Susuri Sendiri Sungai Sempor Cari Putrinya - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment