Search

Dampak Covid-19, Petani di Tabanan Kesulitan Cari Buruh Manyi - Jawa Pos

TABANAN, BALI EXPRESS - Petani di Kabupaten Tabanan memiliki ketergantungan yang cukup tingi pada buruh panen dari Pulau Jawa. Hal itu akhirnya menjadi kendala ketika menghadapi musim panen padi di tengah pandemi Covid-19. Apalagi saat ini sudah memasuki musim panen padi di Tabanan, dan puncaknya diperkirakan berlangsung hingga Juni mendatang.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Tabanan I Nengah Mawan menyampaikan, untuk saat ini sejumlah sentra produksi pertanian di Tabanan tengah memasuki musim panen. Diperkirakan pada periode April dan Mei ada sekitar 2.200 hektare luas lahan padi yang akan panen. Bahkan luasnya akan terus bertambah di bulan berikutnya, mengingat musim tanam sebelumnya waktu penanaman tidak dilakukan secara serentak dampak musim kemarau yang ekstrim.

“Seperti zentra produksi yang ada di Selemadeg Timur, kemungkinan akan panen pada Juni sampai Agustus nanti. Juga Pupuan yang panennya mungkin baru terjadi setelah Mei nanti,” ungkapnya Senin (20/4) kemarin.

Ditambahkannya, saat ini sentra produksi padi di Tabanan yang sudah mulai memasuki musim panen adalah Kecamatan Kediri mencapai 451 hektare. Kemudian wilayah Selemadeg mencapai luasan 205 hektare, Baturiti mencapai 246 hektare, Marga dengan luasan 287 hektare, dan Kecamatan Penebel mencapai 286 hektare. Lalu di Kecamatan Tabanan yang sekaligus merupakan luasan panen terbanyak mencapai 700 hektare. Dari luasan tersebut, rata-rata produksi yang dihasilkan mencapai 6,5 sampai 7 ton per hektare.

“Disejumlah sentra produksi memang ada kendala terkait minimnya buruh panen. Sebab selama ini buruh panen biasanya didatangkan dari luar Bali. Hanya saja dengan kondisi pandemi korona, kedatangan buruh panen dari luar ini tentu dibatasi, bahkan hampir tidak ada,” papar pria yang juga Perbekel Desa Gubug tersebut.

Meski begitu, dia berharap petani mau tetap memanen padinya secara mandiri. Apalagi selain itu kini ada sejumlah mesin panen yang bisa dimanfaatkan. “Misalnya di Desa Gubug, kami sudah manfaatkan mesin panen (Combine) sehingga tidak ada luasan panen yang sampai lambat untuk dipanen, dampak minimnya buruh panen sekarang ini,” pungkas Mawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan I Made Budana mengatakan, minimnya ketersediaan buruh panen di tengah pandemi korona ini telah diprediksi sebelumnya. Itu seiring dengan tingginya ketergantungan petani di Tabanan dengan buruh panen dari Pulau Jawa. Hanya saja dirinya mengakui, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan kondisi tersebut sampai mengakibatkan kendala petani untuk memanen padinya. “Walaupun begitu, sebelum momen Nyepi lalu, kami sudah diminta segera menyetor calon petani dan calon lokasi (CPCL) ke pusat, agar lebih cepat diproses untuk bantuan alat panen. Mudah-mudahan ini segera bisa diproses,” ujarnya.

Di sisi lain, sebagai upaya membantu petani di tengah minimnya buruh panen, pihaknya menghimbau petani di Tabanan agar bisa memanfaatkan tenaga atau buruh panen lokal (sekaa manyi). Apalagi masih ada beberapa sekaa manyi yang aktif di Tabanan.

Let's block ads! (Why?)



"cari" - Google Berita
April 21, 2020 at 08:15AM
https://ift.tt/2yxmZgI

Dampak Covid-19, Petani di Tabanan Kesulitan Cari Buruh Manyi - Jawa Pos
"cari" - Google Berita
https://ift.tt/35Ruyv1
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dampak Covid-19, Petani di Tabanan Kesulitan Cari Buruh Manyi - Jawa Pos"

Post a Comment

Powered by Blogger.